Berita Investor
No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
Berita Investor
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
No Result
View All Result
Berita Investor
No Result
View All Result

Kelas Menengah Indonesia Terus Menyusut, Apa Solusinya?

by Tim Redaksi
2, September, 2024
in Ekonomi
0
Kelas Menengah Indonesia Terus Menyusut, Apa Solusinya?
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

BeritaInvestor.id – Penurunan populasi kelas menengah di Indonesia semakin menjadi perhatian para analis ekonomi, memicu kekhawatiran mengenai dampak jangka panjangnya terhadap perekonomian nasional. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa dalam lima tahun terakhir, jumlah orang yang termasuk dalam kategori kelas menengah telah menyusut secara signifikan, mencapai hampir 9,5 juta jiwa. Pada tahun 2019, populasi kelas menengah tercatat sebanyak 57,33 juta orang, namun pada tahun 2024, jumlah ini turun menjadi 47,85 juta.

Peran Kelas Menengah dalam Ekonomi Indonesia

Penurunan ini terjadi meskipun jumlah penduduk yang masuk dalam kategori kelas menengah baru meningkat dari 128,85 juta pada 2019 menjadi 137,5 juta pada 2024. Hal ini menunjukkan pergeseran demografis yang signifikan di mana segmen kelas menengah baru semakin mendominasi, mencakup hampir separuh populasi Indonesia.

Kelas menengah memainkan peran kunci dalam perekonomian Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan pentingnya segmen ini sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam dialog ekonomi baru-baru ini, Airlangga menyoroti perlunya memperkuat daya beli tidak hanya di kalangan masyarakat miskin tetapi juga di segmen kelas menengah dan kelas menengah baru.

Baca:

Pertamina Drilling Gencar Bor Migas di Kaltara untuk Tingkatkan Produksi Nasional

Kemendag Evaluasi Regulasi dan Kolaborasi Mitigasi Krisis Ritel

Upaya Pemerintah dan Tantangan yang Dihadapi

Sebagai bagian dari Visi Indonesia Emas 2045, yang bertujuan menjadikan Indonesia sebagai negara maju pada peringatan 100 tahun kemerdekaannya, pemerintah telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk mendukung kelas menengah. Inisiatif ini termasuk program perlindungan sosial, insentif pajak, Kartu Prakerja, dan Kredit Usaha Rakyat. Salah satu kebijakan penting yang sedang dipersiapkan adalah pengembalian pembebasan pajak penuh untuk pembelian properti senilai hingga 5 miliar rupiah pada paruh kedua tahun 2024, yang diharapkan dapat memperkuat daya beli kelas menengah.

Namun, meskipun berbagai upaya telah dilakukan, para analis menegaskan bahwa tantangan masih jauh dari selesai. Bhima Yudhistira, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), menyoroti kinerja sektor manufaktur yang lemah sebagai salah satu penyebab utama penurunan kelas menengah. Sejak awal tahun 2024, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) memperkirakan bahwa PHK di sektor manufaktur padat karya dapat berdampak pada sekitar 100.000 pekerja.

Kebijakan kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) yang mulai berlaku pada April 2022 juga memperburuk daya beli masyarakat. Menurut Bhima, kenaikan PPN ini berkontribusi pada meningkatnya harga barang ritel, yang semakin menekan pengeluaran kelas menengah.

Solusi untuk Memperkuat Kelas Menengah

Ekonom Yusuf Rendy Manilet dari Center of Reform on Economics (Core) menyarankan agar pemerintah mulai mempertimbangkan bantuan keuangan langsung kepada kelas menengah dan kelas menengah baru. Bantuan ini, menurut Yusuf, bisa berbentuk transfer tunai atau subsidi, yang penting untuk mencegah penurunan lebih lanjut dalam populasi kelas menengah.

Dengan tekanan ekonomi yang terus berlanjut, nasib kelas menengah Indonesia kini menjadi perhatian utama. Dukungan yang lebih kuat dan tepat sasaran dari pemerintah diharapkan dapat mengembalikan stabilitas ekonomi dan mencapai Visi Indonesia Emas 2045.

 

 


Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor

Tags: Airlangga HartartoBhima YudhistiraBPSDaya BeliKebijakan EkonomiKelas MenengahPenurunan EkonomiVisi Indonesia Emas 2045Yusuf Rendy Manilet
Previous Post

Elnusa (ELSA) Kembangkan Slurry Merah Putih 2.0 untuk Pengeboran Sumur Migas

Next Post

Levoca Enterprise Lepas Hampir 600 Juta Lembar Saham BNBR

Next Post
BNBR Catat Laba Bersih Rp53,01 Miliar Q1-2024,Defisit Turun Tipis

Levoca Enterprise Lepas Hampir 600 Juta Lembar Saham BNBR

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Home
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor