BeritaInvestor.id – PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) melaporkan pencapaian luar biasa pada paruh pertama 2024 dengan mencatatkan laba periode berjalan sebesar US$247,87 juta atau sekitar Rp3,84 triliun. Laba ini naik 52,14% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang mencatatkan laba sebesar US$162,5 juta.
Peningkatan laba ini seiring dengan naiknya pendapatan usaha ADMR menjadi US$607,03 juta, yang tumbuh 31% yoy dari US$463,60 juta pada periode yang sama tahun lalu. Kinerja ini didukung oleh kenaikan 43% pada volume penjualan batu bara metalurgi, yang mencapai 2,59 juta ton meskipun terjadi penurunan 8% pada harga jual rata-rata (ASP).
Pertumbuhan Produksi dan Ekspansi Pasar
Dalam keterbukaan informasi, ADMR menjelaskan bahwa peningkatan volume penjualan dan produksi batu bara metalurgi didorong oleh pengembangan pasar, termasuk di Indonesia, Jepang, dan China. Volume produksi perusahaan pada paruh pertama 2024 meningkat 17% menjadi 2,98 juta ton, sementara pengupasan lapisan penutup naik 37% menjadi 10,36 juta bcm, menghasilkan nisbah kupas 3,48 kali.
Namun, seiring dengan peningkatan produksi, beban pokok pendapatan perusahaan juga naik 32% yoy menjadi US$277,06 juta. Kenaikan ini disebabkan oleh peningkatan volume produksi dan penjualan, serta biaya penambangan yang naik 24% menjadi US$86,5 juta dan biaya pengangkutan yang naik 24% menjadi US$64,2 juta. Meskipun demikian, royalti kepada pemerintah justru turun 9% menjadi US$74,1 juta karena penurunan harga batu bara.
Belanja Modal dan Proyek Infrastruktur
ADMR juga melaporkan belanja modal (capital expenditure) sebesar US$143 juta pada paruh pertama 2024, terutama untuk proyek infrastruktur dan konstruksi smelter aluminium di bawah PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI). Sebagian besar belanja modal ini, sekitar US$111 juta, dialokasikan untuk proyek KAI.
Progres konstruksi infrastruktur ini diharapkan dapat mendukung pencapaian target produksi jangka menengah ADMR sebesar 6 juta ton per tahun. Peningkatan infrastruktur, seperti konveyor pemuatan tongkang kedua, akan meningkatkan kapasitas pengiriman dan membantu perusahaan memenuhi komitmen pengiriman ke pelanggan.
Kinerja Operasional yang Kuat
Presiden Direktur ADMR, Christian Ariano Rachmat, mengungkapkan bahwa meskipun harga batu bara metalurgi mengalami fluktuasi pada paruh pertama 2024, perusahaan tetap berhasil mencapai kinerja operasional yang memuaskan. Kenaikan volume produksi dan ekspansi pasar berkontribusi pada pencapaian ini, didukung oleh eksekusi strategi yang efektif dan progres pembangunan smelter aluminium di Kalimantan.
“Kinerja ini mencerminkan upaya bersama dari seluruh tim di ADMR, termasuk dukungan dari PT Kalimantan Aluminium Industry, yang terus memperlihatkan kemajuan konstruksi,” ujar Christian Ariano Rachmat dalam keterbukaan informasi pada Selasa (27/8/2024).
Dengan total aset yang naik 20% menjadi US$1,61 miliar per akhir Juni 2024, ADMR berada dalam posisi yang kuat untuk terus mendukung pertumbuhan dan ekspansi di sektor batu bara metalurgi
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor