BeritaInvestor.id – Bank Indonesia (BI) menyambut positif terjadinya deflasi selama tiga bulan berturut-turut di Indonesia. Penurunan harga, terutama pada kelompok bahan pangan, dinilai memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat, khususnya kelompok berpendapatan rendah.
Kebijakan Pengendalian Inflasi
Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyampaikan bahwa deflasi ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dan BI dalam mengendalikan inflasi, khususnya pada komoditas pangan. Penurunan harga bawang merah, cabai merah, dan tomat menjadi kontributor utama deflasi pada kelompok volatile food.
“Deflasi ini membantu meringankan beban pengeluaran masyarakat untuk kebutuhan pokok,” ujar Perry. “Ini menunjukkan keberhasilan upaya pemerintah dan BI dalam menjaga stabilitas harga dan meningkatkan daya beli masyarakat.”
Statistik Deflasi
Pada Juli 2024, Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,18% (month-to-month/mtm), melanjutkan tren deflasi yang terjadi sejak Mei 2024 sebesar 0,03% dan Juni 2024 sebesar 0,08%. Deflasi pada kelompok volatile food mencapai 1,92% (mtm) pada Juli 2024, lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,98% (mtm).
Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 3,63% (year-on-year/yoy), menurun dari inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 5,96% (yoy).
Peningkatan Kesejahteraan
Penurunan harga komoditas pangan ini memberikan dampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya kelompok berpendapatan rendah yang sebagian besar pengeluarannya digunakan untuk kebutuhan pokok. “Jadi inflasi pangan turun, jadi lebih sejahtera rakyatnya,” tegas Perry.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor