BeritaInvestor.id – PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA), yang didirikan oleh Tandean Rustandy, salah satu tokoh terkemuka dalam industri keramik di Indonesia, diperkirakan akan mengalami peningkatan volume penjualan pada tahun ini berkat tambahan kapasitas produksi yang signifikan. Selain itu, penyesuaian harga jual rata-rata (ASP) dan tarif impor akan menjadi katalis tambahan pada tahun 2025.
Penambahan Kapasitas dan Utilisasi Penuh
Arwana Citramulia menambah kapasitas sebesar 4,4 juta meter persegi di segmen porselen, yang mulai beroperasi komersial pada Maret 2023. Pemanfaatan penuh operasi porselen ini diharapkan mencapai 7,4 juta meter persegi pada akhir tahun 2024. Saat ini, tingkat utilisasi porselen ditargetkan mencapai 107%, dengan volume penjualan bulanan rata-rata sebanyak 1,7 juta meter persegi pada semester I-2024, atau sekitar 11% dari total volume penjualan sebesar 31 juta meter persegi, yang tumbuh 2% yoy.
Volume Penjualan dan Pemulihan Pasar
Total volume penjualan ARNA mencapai 15 juta meter persegi pada kuartal II-2024, mengalami penurunan 6% qoq namun meningkat 10% yoy. Penurunan ini dipengaruhi oleh momen Lebaran pada bulan April. Namun, pemulihan signifikan terlihat pada Mei-Juni dengan volume penjualan mencapai 5,7 juta meter persegi per bulan, atau 14% di atas volume bulanan rata-rata tahun 2023 yang sebanyak 5,1 juta meter persegi.
Proyeksi Pertumbuhan dan Penyesuaian Harga
RHB Sekuritas memperkirakan peningkatan aktivitas di pasar properti akan mendukung permintaan bahan bangunan. ARNA diproyeksikan mencatat total volume penjualan sebesar 63,7 juta meter persegi pada tahun 2024, tumbuh 3,4% yoy, dan 66,6 juta meter persegi pada tahun 2025, meningkat 4,5% yoy. Penyesuaian ASP diperkirakan dapat terjadi setelah perang harga mereda. Survei RHB menunjukkan beberapa pengecer memberikan diskon harga porselen, terutama dari China, sebesar 15-30%. Alhasil, produk tersebut sekitar 10-15% lebih murah dari ARNA.
Tarif Impor dan Perlindungan Pasar Lokal
ARNA mengidentifikasi 90 juta meter persegi pasar untuk ubin putih, yang saat ini didominasi oleh produk impor dan praktik dumping, merugikan produsen lokal termasuk ARNA. Pemerintah berencana menerapkan tarif impor anti-dumping untuk produk impor yang terbukti dumping, dengan tambahan tarif impor sebesar 100-200%.
Rekomendasi dan Target Harga Saham
RHB Sekuritas melakukan re-inisiasi dengan merekomendasikan pembelian saham ARNA, dengan target harga dipatok sebesar Rp 870. Target harga ini mencerminkan estimasi P/E 2025-2026 sebesar 13,6-10,1 kali, termasuk premi ESG sebesar 6%. Potensi yield dividen diperkirakan mencapai 6%. Risiko utama adalah jika volume penjualan lebih lambat dari ekspektasi, biaya bahan baku yang lebih tinggi dari perkiraan, dan perubahan aturan pemerintah.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor