Berita Investor
No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
Berita Investor
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
No Result
View All Result
Berita Investor
No Result
View All Result

Hasil RDG BI Juli 2024: Fokus pada Tingkat Bunga IndONIA yang Melejit

by Tim Redaksi
17, July, 2024
in Ekonomi
0
BI Pertahankan Suku Bunga di 6,25% pada Juni 2024
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

BeritaInvestor.id – Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur yang berlangsung selama dua hari pada siang hari ini, 17 Juli 2024. Pertemuan ini diadakan di tengah meningkatnya tingkat bunga pasar uang domestik yang sempat menyentuh level tertinggi pada awal Mei lalu.

Tingkat Bunga IndONIA Melejit
Tingkat bunga overnight yang disebut IndONIA mencapai 6,27% pada Jumat pekan lalu, tertinggi sejak 8 Mei ketika bunga IndONIA menyentuh rekor tertinggi sejak benchmark ini diperkenalkan pada 2016. Pada Selasa kemarin, tingkat bunga IndONIA sedikit turun tetapi masih di atas rata-rata pergerakan sebulan terakhir di 6,15%. IndONIA adalah indeks suku bunga transaksi pinjam-meminjam dana rupiah tanpa agunan di antara perbankan untuk jangka waktu overnight di Indonesia.

Kenaikan bunga IndONIA menjadi sinyal ketatnya likuiditas yang melanda pasar domestik saat ini. Likuiditas pasar terkuras karena aliran modal banyak tersedot ke instrumen Sertifikat Rupiah (SRBI) yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.

SRBI dan Dampaknya
SRBI dirilis pertama kali pada September sebagai upaya bank sentral menarik modal asing masuk ke pasar domestik untuk menambah pasokan valas di tengah pemburukan pasar global. Namun, SRBI bukan hanya diburu oleh investor asing, tetapi juga investor domestik yang semakin banyak menempatkan dana di instrumen jangka pendek tersebut karena tawaran bunga diskonto yang tinggi.

Baca:

Pertamina Drilling Gencar Bor Migas di Kaltara untuk Tingkatkan Produksi Nasional

Kemendag Evaluasi Regulasi dan Kolaborasi Mitigasi Krisis Ritel

Akibatnya, penempatan di instrumen lain seperti Surat Berharga Negara (SBN) dan pasar saham menurun. Rata-rata nilai transaksi investor di bursa saham pada Mei mencapai Rp14,3 triliun, turun 10% pada bulan berikutnya menjadi Rp12,8 triliun meski volume perdagangan naik 10% menjadi 20,6 juta saham.

Dampak pada Likuiditas Perbankan
Situasi ini menyebabkan likuiditas pasar semakin ketat. Upaya bank mencari pinjaman di pasar uang antarbank menjadi lebih sulit karena bunga pinjaman mendekati bunga SRBI yang saat ini berada di 7,42% setelah sempat menyentuh 7,53%. Bank dengan likuiditas yang ketat menghadapi risiko kenaikan cost of fund yang dapat berimbas pada bunga kredit yang tidak kompetitif dan potensi pengurangan keuntungan (NIM).

Pergeseran Kepemilikan SBN
Perbankan yang selama ini menjadi penguasa terbesar SBN kini banyak bergeser memburu SRBI. Pada akhir Juni, kepemilikan perbankan di SBN turun Rp38,02 triliun menjadi Rp1.280,6 triliun, sementara kepemilikan SRBI oleh perbankan selama Juni meningkat Rp76,74 triliun.

Sektor nonbank juga terlihat semakin antusias berburu cuan di SRBI dengan pembelian bersih mencapai Rp34,4 triliun pada Juni, melonjak dibanding Mei yang hanya sebesar Rp1,3 triliun. Sementara itu, investor asing menurunkan pembelian mereka dari Rp77,03 triliun pada Mei menjadi Rp40,3 triliun pada Juni.

Keputusan Bunga Acuan BI
Hari ini, Bank Indonesia akan memutuskan kebijakan bunga acuan setelah Rapat Dewan Gubernur. Konsensus pasar memperkirakan BI akan kembali menahan BI rate di 6,25% mengingat situasi ketidakpastian pasar global yang masih mengancam stabilitas rupiah.

Gubernur BI Perry Warjiyo kemungkinan akan menyinggung tingkat bunga SRBI yang masih menarik di mata pasar dan likuiditas perbankan yang tetap baik dengan dukungan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) yang diberikan oleh bank sentral. KLM yang diberikan sejak 1 Oktober tahun lalu kini semakin diperluas hingga total Rp246 triliun.

“5% GWM itu kan cukup besar, jadi inilah insentif likuiditas artinya BI memberi reward berupa likuiditas kepada bank yang rajin memberikan kredit,” kata Deputi Gubernur BI Juda Agung dalam taklimat media awal Juni lalu.

 

 


Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor

Tags: bank indonesiabunga pasar uangIndONIAKebijakan Insentif Likuiditas MakroprudensialLikuiditas PasarPerbankanPerry WarjiyoRDG Juli 2024SBNSRBI
Previous Post

TikTok Shop Naik Jadi E-commerce Terbesar Kedua di Asia Tenggara

Next Post

DMAS Capai Prapenjualan Rp 1,1 Triliun di Semester I-2024

Next Post
DMAS Capai Prapenjualan Rp 1,1 Triliun di Semester I-2024

DMAS Capai Prapenjualan Rp 1,1 Triliun di Semester I-2024

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Home
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor