BeritaInvestor.id – Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai rata-rata 5,1% per tahun dari 2024 hingga 2026. Angka ini didorong oleh beberapa faktor, seperti peningkatan belanja publik, pertumbuhan investasi bisnis, dan menguatnya permintaan konsumen.
Meskipun prospeknya positif, ekonomi Indonesia tidak luput dari berbagai tantangan. Penurunan harga komoditas, volatilitas harga pangan dan energi, serta meningkatnya ketidakpastian geopolitik menjadi hambatan yang perlu dihadapi.
Menavigasi Tantangan dan Menjaga Momentum Pertumbuhan
Menurut Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Carolyn Turk, diperlukan langkah strategis untuk menjaga momentum pertumbuhan di tengah berbagai hambatan tersebut. Beliau menekankan pentingnya mempertahankan kebijakan makro yang berhati-hati, kredibel, dan transparan, serta menciptakan ruang fiskal yang memungkinkan belanja prioritas untuk perlindungan sosial dan investasi dalam modal manusia dan infrastruktur.
Salah satu langkah konkret yang telah diambil adalah kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia sebesar 25 basis poin menjadi 6,25% pada April 2024. Hal ini dilakukan untuk mengendalikan inflasi yang meningkat akibat kenaikan harga pangan dan energi global.
Di sisi lain, pemerintah juga meningkatkan belanja sosial dan investasi publik untuk mengimbangi penurunan pendapatan dari sektor komoditas. Utang publik diproyeksikan akan tetap stabil meskipun terdapat peningkatan pengeluaran pemerintah.
Tantangan Struktural dan Jalan Menuju Ekonomi yang Lebih Dinamis
Laporan Bank Dunia juga mengidentifikasi empat tantangan struktural yang perlu diatasi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih dinamis dan produktif:
- Meningkatnya konsentrasi di sektor manufaktur: Hal ini perlu diatasi dengan diversifikasi ekonomi dan mendorong pertumbuhan di sektor lain seperti jasa dan ekonomi kreatif.
- Melambatnya kemajuan dalam mengurangi ketimpangan pendapatan regional: Diperlukan kebijakan yang lebih fokus pada pengembangan daerah-daerah tertinggal dan mempersempit kesenjangan antar wilayah.
- Pertumbuhan upah yang lebih lemah dan meningkatnya kesenjangan sejak pandemi Covid-19: Membutuhkan strategi untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan vokasi guna meningkatkan daya saing dan upah pekerja.
- Terbatasnya mobilitas geografis angkatan kerja: Perlu diatasi dengan perbaikan infrastruktur transportasi dan kebijakan yang mendukung mobilitas pekerja antar daerah.
Menuju Status Pendapatan Tinggi: Peran Kunci Sektor Swasta
Bagian kedua laporan Bank Dunia berfokus pada strategi untuk membawa Indonesia menuju ekonomi yang lebih dinamis dan produktif, dengan tujuan mencapai status pendapatan tinggi pada tahun 2045.
Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Habib Rab, menegaskan pentingnya meningkatkan investasi dan dinamisme sektor swasta untuk mempercepat pertumbuhan jangka panjang. Hal ini memerlukan reformasi regulasi yang membantu membuka pasar dan meningkatkan produktivitas perusahaan di bidang manufaktur dan jasa.
Dengan kombinasi kebijakan makro yang tepat, reformasi struktural yang berkelanjutan, dan partisipasi aktif sektor swasta, Indonesia memiliki peluang besar untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta mewujudkan ambisi menjadi negara berpenghasilan tinggi di tahun 2045.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor